Beberapa cara dalam penggunaannya….
Analisis Diagnosa, digunakan untuk melihat pada status mana ego yang dimiliki oleh individu, hal ini dipengaruhi oleh Perilaku, Latar belakang Sosial, dan Historis.
Kata-kata, nada bicara, tempo bicara, ekspresi, postur, gerak-gerik, bernapas, dan syaraf dapat memberikan petunjuk dalam mendiagnosa status ego.
Misalnya, …Status Ego Parent, akan mempertimbangkan nilai yang dia miliki, beda dengan anak yang cenderung langsung dan spontan. Bisa juga karena faktor historis, anak yang diadopsi, menangis dengan diam-diam, tapi anak yang bebas…cenderung menangis lepas dan berisik.
Analisis Strokes, Strokes dapat dikemukakandengan cara yang sederhana sebagai bentuk penghargaan (apresiasi) atau hukuman. Misalnya bayi yang memerlukan belaian yang merupakan suatu respon pada saat dia menangis. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial dan sehat. Belaian ini tidak hanya dibutuhkan dan terjadi pada anak, akan tetapi juga pada masa dewasa, yang sifatnya menenangkan…yang dapat memotivasinya.
Analisis Posisi Hidup (life posistion), pada saat kita dalam kandungan, akan terasa damai dan nyaman, dan pada saat kita lahirpun, dapat berkembang, tumbuh dan bertahan saat diluar kandungan…dan jika tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan …maka akan berjalan aman dan rilex…., pada saat inilah… dipandang sebagai perspektif “I am OK and You are OK”.
OK Model ini akan lebih mudah dipahami dengan melihat “OK Corral Model” yang dipopulerkan oleh Franklin ernst, tahun 1971 (lihat gambar OK Corral Model diatas).
• I’m OK – You’re OK (Saya OK, Kamu OK)
Posisi ini merefleksikan bahwa individu mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya pada orang lain. Individu tidak takut berhubungan dengan orang lain.
• I’m OK – You’re not OK (Saya OK, Kamu tidak OK)
Posisi ini merefleksikan bahwa individu membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu merasa superior, merasa mempunyai hak untuk mempergunakan (memanipulasi) orang lain untuk mencapai tujuan pribadinya.
• I’m not OK – You’re OK (Saya tidak OK, Kamu OK)
Posisi ini merefleksikan bahwa individu merasa tidak terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini merupakan posisi yang paling umum yang biasa disebut depresif dan inferior.
• I’m not OK – You’re not OK (Saya tidak OK, Kamu tidak OK)
Posisi ini merefleksikan bahwa dirinya merasa tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian yang positif, individu akan menyerah dan ketidak berdayaan.
huuh…panjang juga ya, tidak mudah menerapkan satu teori agar mudah dipahami….. sepertinya perlu kasus untuk dapat meperjelas……ok, tapi nanti…kita tunda dulu…..
Dengan sedikit uraian diatas………………Jadi, ………kalau begitu………….
pada saat anda menghadapi situasi negosiasi atau melibatkan komunikasi atau berinteraksi……kenali dulu lawan bicara anda, apakah sedang menjadi Orang tua, Dewasa atau Anak-anak…..kemudian tentukan cara menghadapinya….
hehe..gampang kan?? …tenryata …tidak juga ya…
Ada beberapa jurnal yang menarik untuk kasus-kasus ini, akan saya kemukakan di sesi lain, paling tidak untuk memperjelas bagaimana dan apa yang harus dilakukan… untuk menambah wawasan kita dalam berinteraksi….
Selamat mencoba….
Halooo Pak Hendrawan, apa kabar????Wow…beberapa hari yg lalu saya menemukan blog bpk, dr FB kl ga salah…ternyata isinya "Pak Hendrawan bgt"…siippp pak content blognya, inspiring…
Best Regards
Putri
(Malang/Unibraw/Telkom Batu…heheh lengkap id nya )
Alhamdulillah baik…..
yaa ..daripada ilmunya ngendap saya curhatkan ke Blog saja… 🙂
terima kasih mbak Put..sudah mau kunjungi blog ini..
salam juga buat temen2 yg lain…
salam,